Repository adalah tempat penyimpanan yang berfungsi untuk menyimpan program atau aplikasi yang dapat diakses melalui internet, bahkan dapat juga diakses melalui media lain seperti DVD. Dalam penggunaan sistem operasi Linux, repository menjadi hal yang penting saat menginstall software karena Linux akan mencari software tersebut pada repository. Repository terdiri dari metadata dan catatan riwayat perubahan dalam repositori, serta kumpulan referensi untuk objek komit yang disebut heads. Selain itu, repository juga memiliki fungsi sebagai tempat penyimpanan dokumen, informasi atau data dalam konteks kepustakawanan. Perguruan tinggi yang berbasis repository menawarkan layanan pengelolaan dan penyebarluasan bahan-bahan digital kepada masyarakat penggunanya. Repository sebenarnya merupakan bagian dari perpustakaan, namun dengan ruang lingkup yang lebih luas.
Tujuan utama dari pembangunan repository adalah untuk menyimpan sejumlah berkas dan riwayat perubahan pada setiap berkas tersebut. Berbagai sistem kendali versi yang berbeda digunakan oleh kelompok-kelompok yang berbeda, tergantung pada kebutuhan mereka, seperti Subversion yang sebelumnya menggunakan pangkalan data tetapi sekarang telah beralih ke penyimpanan perubahan langsung ke sistem berkas. Repositori institusi dianggap sangat penting karena dapat memudahkan akses terhadap informasi ilmiah dan mendorong lahirnya karya ilmiah yang berkualitas tinggi. Akses terbuka (open access) menjadi ciri khas dari sebuah repository institusi. Pengelola repository dapat mengatur aplikasi akses terbuka ini lebih lanjut dengan kontributor bahan repository (dokumen). Oleh karena itu, ke depan perlu ditetapkan pengelola yang khusus menangani repository institusi ini.
Repository dibangun atas beberapa alasan. Menurut Pfister (2008), setidaknya ada tiga alasan untuk membangun repository, yaitu:
Meningkatkan visibilitas dan dampak hasil penelitian. Dengan menggunakan repository, peneliti dan lembaga dapat memperoleh manfaat dalam hal mengetahui kejelasan dan dampak dari hasil penelitian yang telah dilakukan. Melalui penggunaan repository, reputasi komunitas ilmiah dapat dipertahankan dan ditingkatkan.
Berkaitan dengan perubahan paradigma publikasi ilmiah. Gerakan akses terbuka menjadi penting dalam menyediakan akses gratis terhadap publikasi ilmiah. Pendirian repository di perguruan tinggi dapat membantu memberikan akses terbuka terhadap bahan-bahan yang mencerminkan kekayaan intelektual dari perguruan tinggi itu sendiri.
Membangun repository juga didasarkan pada kemungkinan perbaikan komunikasi internal. Repository dapat memberikan manfaat dalam menyediakan penyimpanan bahan-bahan digital secara terpusat. Ini memungkinkan bahan yang telah dipublikasikan maupun yang belum dipublikasikan secara digital dapat diakses dengan mudah. Repository juga mendorong upaya digitalisasi terhadap dokumen-dokumen perguruan tinggi yang bukan kategori ilmiah, sehingga akses terhadap dokumen tersebut lebih mudah bagi semua pihak yang berkepentingan.
Membangun sebuah repository memiliki keuntungan yang signifikan bagi individu maupun lembaga. Dalam era digital saat ini, karya ilmiah seperti penelitian, artikel, makalah, tesis, disertasi dan jenis karya ilmiah lainnya yang tersedia secara online dapat diakses, didownload, dan/atau dikutip lebih cepat dan lebih sering dibandingkan dengan yang tersedia dalam format tercetak. Repository pada perguruan tinggi menjadi penting sebagai sarana untuk mempublikasikan penelitian dan karya-karya akademik yang dimilikinya. Dengan adanya repository, reputasi perguruan tinggi dapat semakin dikenal dalam dunia akademik. Karya-karya akademik perguruan tinggi tidak hanya tersebar melalui jurnal, tetapi juga dapat dipublikasikan melalui repositori, sehingga meningkatkan visibilitas dan prestise perguruan tinggi.